Rabu, 17 Oktober 2012

Flavonoid Sebagai Antioksidan Pada Sirih Merah


 
Flavonoid merupakan kelompok senyawa yang banyak ditemui di alam, struktur molekul sederhana dan tersebar luas baik pada tumbuhan tingkat tinggi maupun rendah (Handayani, dkk, 2005). Flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungus sampai angiospermae (Robinson, 1995). Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder. Senyawa flavonoid adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon (Sastrohamidjojo, 1996). Flavonoid merupakan komponen bioaktif pada makanan khususnya sebagai antioksidan. Flavonoid terdapat pada daun, bunga, buah, bijibijian, kacang-kacangan, bulir padi, rempah, dan pada tumbuhan berkhasiat obat. Peran terpenting flavonoid dari sayuran dan buah segar adalah mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan stroke (Safitri, 2004).

Flavonoid mampu bertindak sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal bebas dan dengan demikian meminimalkan efek kerusakan pada sel dan jaringan tubuh. Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif dan tidak stabil akibat telah kehilangan elektron. Untuk menstabilkan diri, radikal bebas memerlukan elektron dan untuk mencapai tujuan ini kemudian mengoksidasi sel-sel sehat tubuh sehingga menyebabkan kerusakan. Radikal bebas terutama diproduksi sebagai produk sampingan dalam berbagai proses biokimia dalam tubuh. Sebagian radikal bebas memasuki tubuh dari lingkungan eksternal seperti dari asap rokok, konsumsi alkohol, radiasi elektromagnetik, melalui paparan sinar matahari, konsumsi makanan olahan, polusi udara, dll. Bahkan stres dapat menghasilkan tingkat tinggi radikal bebas dalam tubuh. Flavonoid sebagai antioksidan membantu menetralisir dan menstabilkan radikal bebas sehingga tidak lagi merusak sel-sel dan jaringan sehat.
Munculnya sirih merah dalam khasanah pengobatan herbal menjadikannya sebagai tanaman herbal alternatif bagi masyarakat dalam memanfaatkan bahan alam. Menurut Sudewo (2005) daun sirih merah mengandung flavonoid, polifenolat, tanin dan minyak atsiri. Senyawa flavonoid yang terdapat dalam daun sirih merah belum diketahui jenis golongannya secara spesifik.

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Bagaimana cara pengujian aktifitas antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas di dalam tubuh?

    BalasHapus
  3. Uji Aktivitas Antioksidan
    Ekstrak dilarutkan dalam metanol dan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu 10, 30, 50 dan 70 ppm sebanyak masing-masing 10 ml. Ke dalam masing-masing larutan ditambahkan 1 ml larutan DPPH 1 mM dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 30 menit, selanjutnya diukur pada panjang gelombang 515 nm. Sebagai blanko digunakan metanol dan DPPH 1mM. Untuk pembanding digunakan BHT (konsentrasi 2, 4, 6, 8 ppm).
    Pengukuran aktivitas antioksidan sampel dilakukan pada panjang gelombang 515 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum DPPH. Adanya aktivitas antioksidan dari sampel mengakibatkan terjadinya perubahan warna pada larutan DPPH dalam metanol yang semula berwarna ungu pekat menjadi kuning pucat.
    Uji aktivitas antioksidan atau penghambatan terhadap radikal bebas menggunakan metode DPPH menunjukkan bahwa pada daun sirih memiliki aktivitas antioksidan.

    BalasHapus
  4. Salah satu metode yang digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan adalah metode DPPH. Metode DPPH didasarkan pada kemampuan antioksidan untuk menghambat radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen. Perubahan warna ungu DPPH menjadi ungu kemerahan dimanfaatkan untuk mengetahui aktivitas senyawa antioksidan. Metode ini menggunakan kontrol positif sebagai pembanding untuk mengetahui aktivitas antioksidan sampel. Kontrol positif ini dapat berupa tokoferol, BHT, dan vitamin C. Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan 1,1-difenil-2-pikrilhidra-zil (DPPH) sebagai radikal bebas. Prinsipnya adalah reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH dari senyawa antioksidan.

    BalasHapus
  5. Aktivitas antioksidan dari daun sirih merah (Piper crocatum) secara kuantitatif dilakukan
    dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl) dan penentuan IC50. Senyawa
    pembanding yang digunakan adalah asam askorbat (vitamin C) [9-12]. Uji aktivitas secara
    kuantitatif menunjukkan bahwa ekstrak kasar nheksana, etil asetat dan etanol memiliki aktivitas
    antioksidan yang dinyatakan dengan IC50 diberikan
    Nilai IC50 uji aktivitas antioksidan ekstrak daun sirih merah dengan DPPH tertinggi dari
    berbagai ekstrak adalah fraksi etil asetat (senyawa golongan alkaloid hasil pemurnian),
    ekstrak kasar etanol, ekstrak kasar etil asetat, ekstrak kasar n-heksana. Hal ini menunjukkan
    bahwa semakin kecil nilai IC50 suatu senyawa uji maka senyawa tersebut semakin aktif sebagai
    antioksidan.

    BalasHapus